Travelling

Monday, October 31, 2011

Dieng Plateau

Trip di awal bulan Juli 2011 adalah pergi ke Dieng Plateu  besama Picnic Holic, bertepatan dengan acara Festival Dieng. Yuppss..senang pastinya. Saya ikut trip ini karena sebelumnya gagal ikut trip ke Sawarna, jadinya uang pembayaran trip sawarna saya limpahkan ke Dieng ini. Senangnya  ikut trip ini tidak sendirian, ada teman saya pipitbomber, fitri dan nita ikut dalam rombongan ini. Biasanya kalau ikut travel trip itu selalu sendiri ketemu dengan teman-teman baru. Tapi pasti bakal ada teman baru di trip ini.
Perjalanan dimulai dari pancoran, jam 7 malam kami sudah mulai berkumpul, saya, pipit, fitri, ita sudah nangkring. 17 orang terkumpul sudah (perempuan semua boww). Jam 8 malam (kurang seperampat) kalo gak salah,kami meninggalkkan pelataran pom bensin pancoran menuju Dieng Plateu. Yuhuu.. !!
Perjalanan yang direncanakan ditempuh sekitar 8 jam-an sampai ke Wonosobo molor semolornya. Sopirnya ancur banget, tiap jam berenti buat tidur. Asli baru kali saya menemukan sopir bis yang kerjanya molor habis. Saya tidak tahu apa karena dia tidak punya teman yang diajak ngobrol sepanjang jalan, atau memang dia tukang molor. Pokoke sopirnya kacau habis. Ditambah sopir ini tidak ada keneknya pula,bener bener mangkel.
Sampai Wonosobo sekiitar jam 10 pagi (udah menjelang jam 11 sih). Kami berenti di Wonosobo rencananya mau RiverTubing. Selesai makan (sudah gak jelas,makan pagi atau makan siang),kami akan dijemput operator ke tempat kami makan siang. Tunggu punya tunggu sampai jam 12 belum ada juga dijemput sama operatornya. Gelisah pasti terpancar dari peserta, terutama peserta bru yang baru ikut tourtravel ini (saya dan 8 orang teman),karena hari semakin siang sementara juragan perjalanan "agak" tenang-tenang saja.Karena tak ada kejelasan, akhirnya saya bertanya ke juragan yang punya acara. Tak ada kepastian juga,akhirnya saya memberanikan diri bertanya kepada pemilik restoran tempat kami makan. Ternyata mereka tidak tahu, huuuffh, oke baiklah....
Sekitar jam 1 siang datang orang yang bakal mengajak Rivertubing. hoohoo..dia menjelaskan kalau ban buat Rivertubing ini tidak cukup. whaakss?? tidak cukup..!! saya bertanya ke juragan perjalanan kapan dia booking buat Rivertubing,ternyata dia bilang kalau dia booking sudah jauh jauh bulan. Nah kalau sudah jauh jauh bulan alasan seperti ini tidak ada dong..ehh dia bilang kalau bannya dipinjam ama orang lain. Nah alasan apalagi ?. Saya akhirnya angkat bicara *singsingkanlenganbaju* untuk menjawab alasan yang tidak masuk akal tersebut. Mereka malah mengajak kami untuk arung jeram saja. Walah dalah...,maunya apasih operator ini. Banyak sekali alasan mereka. Akhirnya setelah beradu mulut (bukan ciuman loh),akhirnya acara Rivertubing hari ini dibatalkan.Akan diganti hari minggu sepulang kami dari Dieng. Sekali lagi ,oke baiklah....
Perjalanan dilanjutkan ke Dieng sekitar jam 2-an. Perasaan mangkel ,jelas ! Tapi namanya mau senang senang kami akhirnya tertawa bahagia saja menikmati kekacauan ini. Yang kebayang adalah Dataran Dieng yang indah *tsaah....mana sempat twit twitan sama @escoret ,kalau dia juga lagi di Dieng. Seneng dong bakal dapat teman baru lagi,trus baca twitnya sepertinya di tukang jalan. Lumayan nambah koleksi temen tukang jalan, siapa tahu kalo nyasar bisalah dimintain tolong.
Perjalanan pertama kami di Dieng Plateau adalah ke Gedung Theatre Dieng, sekalian ketemu sapa juragan Dieng yang akan memandu kami selama di Dieng.Hohoo...udara Dieng sungguh dingin dan segar sekali. Dataran yang berkontur yang banyak ditanami tanaman kentang. Ternyata Dieng memang daerah produksi kentang (baru tahu). Mungkin karena udaranya yang dingin,jadi tanaman kentang subur tumbuh disini. Tapi ngeri juga melihat pinggang gunung Dieng ditanami tanaman rambat,tidak ada pohon yang besar,sangat riskan longsor.
Masuk ke dalam theater,kami disuguhkan cerita tentang sejarah Dieng.Sebagian wilayah Dieng masuk kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Konon nama Dieng berasal dari kata "Di" & "Hyang" yang secara keseluruhan Dieng diartikan tempat bersemayamnya dewa. Sementara penduduk sekitar mengartikan Dieng dari kata "Edi "  yang dalam bahasa Jawa berarti "cantik" dan "Aeng" berarti aneh.Yap Dieng memang tempat yang cantik, unik dan eksotis, dengan wisata kawah vulkanik,danau tiga warna,peninggalan candi,budaya lokalnya, keunikan anak gimbalnya serta masih banyak tempat wisata yang belum tereksplore. Tak menyesal saya menapaki kaki di tanah Dieng ini, walau perjalanan kesini penuh perjuangan dan ada kekacauan tadi pagi.
Sehabis menikmati sejarah Dieng di theater ini *poto-poto?,pastinya..*, perjalanan kami lanjutkan ke Kawah Sikidang. Sikidang berarti berpindah-pindah "sidang (dalam bahasa Jawa) atau kijang". Wuihh...berarti kawah ini termasuk kawah yang lincah,gesit dan energik ya... Bau belerang yang menyengat tidak membuat saya dan teman-teman terpengruh untuk berpoto-poto sana sini okeh.Selesai muter muter kami mampir di warung untuk ngopi dan membeli tempe kemul,Carica ,makanan khas Dieng. Dingiiiinn uyyy....
Lanjut perjalanan lagi,sekarang kami ternyata menyampai di "Museum Kailasa" Museum yang terletak dekat "Candi Gatot Kaca" . Di Museum ini juga ada theater yang menyajikan cerita tentang Dieng. Disini banyak terdapat patung patung (maap gak sempat baca,patung apaan,ntar kalo kesini lagi dibaca ^-^). 
Sore menjelang,maghrib menghadang kami harus segera ke homestay,karena tak satupun dari rombongan ini mandi :). Untung udara Dieng yang adem dan dingin, jadi kami tidak mengeluarkan keringat bau.
Disini terjadi "sedikit" kekisruhan antara peserta trip yang baru dengan peserta trip yang lama. Kami menginap di di sebuah rumah yang mempunyai 4 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga dan satu uang mushalla. Peserta trip lama yang berjumlah 8 orang menguasai 2 kamar tidur, sementara kami peserta trip yang pertama ikut tourtrip ini yang berjumlah 9 orang mesti uwel uwelan bk sarden di kmar yang berukuran 3x3 m2,yang didalamnya ada satu tempat tidur sedang, yng normalnya cuma cukup buat 2 orang. Tak ada basa basi dari peserta lama untuk bergabung di kamar mereka, dan tidak ada sama sekali dari juragan trip tentang pembagian kamar. Kecewa ? jelas !,karena tak ada keadilan sesama trip.Merengut ? pastinya 9 orang ini merengut. Tapi karena kami merasa senasib, hingga kami jadi sahabatan sampai sekarang. 
Kekecewaan kami malam itu terobati ketika mas pepeng aka escoret bersama 2 temannya putro (yang satu lagi lupa namanya,maaf), nyamperin kami ke homestay mengajak kami menonton wayang dia area candi arjuna. Karena malam itu sesuai itenarary tidak ada acara apa-apa. Dengan nekat kami menembus malam yang gelap dan dingin Dieng menuju candi arjuna nonton wayang dan mendengar informasi tentang dieng dan potong gimbalnya dari juragan Dieng ini.
Senang dapat teman² baru yang lucu,hobby jalan jalan. Eh ternyata Festival Dieng (pemotongan rambut gimbal) ini disponsori oleh mahasiswa KKN yang berasal dari  UGM (mungkin ada dari universitas lain). 
Yang jelas malam itu kami tak menonton wayang sampai selesai,selain karena Wayang itu semalam suntuk, pastinya juga karena udara Dieng sangat amat dingin, yang disebabkan oleh angin muson dari Australia. selain itu subuh subuh kami mesti ke Sikunir melihat sunrise.
Dengan berat hati kami ber 9 orang segera balik ke homestay. Peserta lainnya,terserah mau pulang apa gak :))). Tidur empet empetan di kamar dan sebagian ada yang tidur di area Mushalla kami nikmati malam itu, dingiiinnn..pasti !!
Sekitar jam 4 kami pintu kamar digedor,malas banget dingin dingin itu bangun. Tapi karena kami memang niat buat liat sunrise, kantuk dan dingin kami lawan (yang ini pasti lebay :P). Shalat subuh dan langsung tanpa ke Bukit Sikunir. Hohoo....kami harus trecking sedikit untuk mencapai puncak ini. Dan Subhanallah indahnya...


Selesai menikmati sunrise dan poto poto kami melanjutkan perjalanan ke Danau Tiga Warna. Katanya air danau ada tiga warna. Tapi kenapa saya tidak bisa melihatnya ya ? . Yang jelas saya melihat danau yang tenang, ditambah masih ada kabut disekitar danau tersebut. 
Poto poto narsis selesai disekitaran danau, sarapan , kami balik ke homestay untuk mandi mandi dan siap siap melihat acara Dieng Culture yang sesungguhnya, yaitu potong rambut gimbal. Berdasarkan informasi yang kami dapat, acara akan dimulai jam 8 pagi. Dimulai dengan arak arakan keliling kampung, entah kampung mana ? :P
Sembari menunggu arak arakan anak gimbal keliling kampung, kami mengunjungi Komplek Candi Arjuna , yang nantinya bakal tempat prosesi acara potong rambut anak gimbal. Sayang sekali kami tidak melihat prosesi ini sampai selesai, cuma lihat anak anak gimbal lewat doang. Tahun depan Insya Allah...


Sampai jumpa Dieng, tak cukup sekali untuk menikmati daerah mu...