Travelling

Thursday, August 25, 2011

Katsusei - Buka Bareng Blogger

Yippi senang dapat email undangan Buka Bareng Blogger di Restoran Katsusei di Grand Indonesia East Mall, Garden District 2, Level 5 unit GD2 No. 16, yang diadakan tanggal 19 Agustus 2011. Berbekal cerita tentang Gado Gado Boplo (walau sangat tidak percaya diri).

Restoran Katsusei ternyata adalah restoran pertama yang khusus menyajikan Katsu yang ada di Jakarta. Katsusei merupakan restoran katsu waralaba dari Jepang, yang pertama kali di Utsunomiya, kira kira 1 jam ke utara Tokyo. (ehh berharap bisa kesini deh).
Katsu adalah hidangan khas Jepang yang digoreng dengan Panko, yaitu remah roti (mungkin disini disebut tepung panir). Salah satu keunikan dari katsu adalah dimakan dengan goma (wijen yang berwarna emas) yang dihancurkan dan diberikan katsu sauce.
Jenis-jenis daging dapat dijadikan katsu, baik daging merah, daging putih atau sea food. Katsusei mengimpor bahan baku langsung dari Jepang, seperti Scallop dari Hokkaido dan Oyster (tiram) dari Yokohama. Bahkan panko (remah roti) ,Soyu (kecap asin) ,panzu sauze,goma (wijen warna emas) juga diimpor dari Jepang, guna mendapatkan standar kualitas produk terbaik.
Beberapa menu andalannya antara lain Beef katsu-nabe set, Shrimps fry set dan Beef Mix Platter untuk paket sharing. Tidak ketinggalan juga wanpaku Set untuk anak anak. Selain produk halal ada juga katsu non halal, yang pastinya pengolahannya dipisahkan tersendiri.

Nah...bagaimana dengan buka bareng blogger yang didukung oleh Fimeladotcom , IDMultiply,dan Grand Indonesia, apa saja yang disajikan, jreeng..jreeng...

Loncat dari daerah ujung berung, saya harus melakukan strategi perjalanan. Bagaimana tidak, saya yang pulang kantor jam setengah lima, harus cabut sejam sebelumnya, karena saya naik bis feeder yang jam setengah 4. Hari biasa saja dari Sentul ke Jakarta bisa hampir 2 jam, apalagi acaranya hari jumat. Syukur saya bisa minta izin ;). Jam 5 an saya sudah mendarat. Tidak sulit mencari restoran Katsusei ini. Masuk dari Pintu East Mall, lurus , mentok ke kiri,langsung naik pake lift ke lantai 5. Keluar lift langsung ketemu Restoran Katsusei ini.
Waww..ternyata sudah banyak peserta yang datang, registrasi ulang dan setelah itu saya disuruh poto dulu. sesi poto selesai, saya kenalan dengan farah, mbak yanti,dan ketemu dessy aka @coffeecream. Masuk ke restoran Katsusei yang sangan berkesan rumahan. Dinding yang dilapisi dengan keramik keramik jepang yang lucu. Sangat cocok untuk membawa keluarga disini, kumpul dengan teman-teman juga nyaman dilakukan.
Suasana Ruang Di Katsusei
Duduk diruangan yang agak besar, kenalan dengan teman-teman yang lain.  Saya satu meja berdelapan orang. Menjelang berbuka disediakan secangkir teh  Ocha. Cangkirnya sangat imut. Terus ditambah dengan kolak ala Katsusei. Pas beduk manghrib kami menikmati hidangan tersebut. Rasa teh sangat berbeda dengan teh biasa yang saya minum, bukan teh along ya, tapi ada bau melati, tapi pahit teh nya juga terasa bercampur rasa manis. Kolak yang disediakan juga enak.

Oya juga disediakan Edamame, kacang kedelai hijau yang direbus. Saya minta ijin shalat maghrib dulu.
Weww, ternyata acara sudah dimulai. Acara pembuka tentang pengenalan daging yang disampaikan oleh Chef Irwan, yang sudah 18 (delapan belas) tahun malang melintang di dunia per-dagingan. 

Chef Irwan menerangkan bahwa daging yang digunakan di Restoran Katsusei adalah daging dari Sapi Wagyu, yang rasanya berbeda sekali dengan daging biasa. Daging sapi wagyu ini di impor. Sapi wagyu sangat dijaga ketat makanannya sehingga menghasilkan daging yang enak. Chef Irwan juga menerangkan untuk menghilangkan rasa amis dari daging, bisa dapat dengan memberikan lada atau garam pada daging. Sapi Wagyu juga rutin dilakukan pemijatan untuk meratakan daging di badan sapi (ada ada saja ya).
Macam-Macam Daging
Selesai urusan perdagingan, saya dan teman-teman mulai memakan makanan pembuka Edamame .Dilanjutkan Chawan Mushi yang berisi potongan ayam, jamur, dan kacang. Dibaur dengan adukan telur (sepertinya) rasa asin  dan hangat yang enak sangat cukup sekali diperut kami. Makanan pembuka terakhir yaitu Agedashi Tofu yang berisi tahu, bumbu ikan cakalang dan air jahe. maknyoss pastinya. Wagyu juga terhidang, yang dimakan dengan cocolan dengan goma dicampur sauce yaitu Wijen yang ditarok di mangkuk kecil ditumbuk ,dihaluskan, ini merupakan khas Katsusei ,
Goma (wijen emas)
Tempat menaruk alat menumbuk

Chawan Mushi
Agedashi Tofu
Steak Wagyu

Baru selesai menghabiskan makanan pembuka kami sudah dihidangkan manu utama yaitu Original Udon. Semangkok Udon yang sangat saya suka (karena saya suka segala sesuatu yang berbau kuah). Original Udon ini campuran mie yang besar, ditambah sayur dan telor, diberi kuah. Hangat dan segar.
Original Udon
Baru kelar menghabiskan Original Udon, datang lagi Katsu Platter (Beef, Chicken, Scallop, and Shrimp) . Hidangan katsu yang bermacam-macam ini khusus disajikan untuk buka bareng blogger (makasih,terharu) . Karena biasanya hidangannya satu-satu tidak bercampur. Sepiring Katsu menuntaskan menu utama berbuka malam itu.
Katsu Platter (Beef, Chicken, Scallop, and Shrimp)
Kami kembali diberikan teh ocha hangat yang gunanya untuk menghilangkan rasa amis di mulut. Teh yang saya suka !!.
Ocha
Terakhir makanan penutup Mango Pudding dan Macha Ice Cream. Sungguh penutup yang sempurna. Rasa mangga yang asem manis menetralkan makanan sebelumnya.
Mango Pudding
Macha Ice Cream
Restoran Katsusei sangat memuaskan hidangan, cocok buat berbuka puasa. walau saya terengah-engah menghabiskan, rasa enak makanan yang disajikan membuat saya tuntas menyelesaikan semua hidangan.
Mas Iriel Parmanto senagai sponsor dari Multiply memeberikan penjelesan tentang Multiply yang sekarang banyak digunakan untuk Online Shopping. Terakhir ada beberapa pertanyaan yang diberikan Mas Adhi dari GrandIndo. Dan pastinya goodie bag yang lucu dan beberapa voucher .Terimakasih Katsusei , Fimela dot Com, Grand Indonesia dan Multiply.
Sebagian peserta (discan dari Moments To Go)
Yok siapa yang belum mencoba hidangan di Katsusei,silakan datang,sangat rekomendasi buat dicoba.

Sunday, August 21, 2011

Solo - Jogja

Akibat baca majalah Jalan-Jalan, saya menemukan ada acara di akhir bulan Juni di Solo yaitu Solo Batik Carnival. Mulailah saya mencari apa itu Solo Batik Carnival,lokasi Carnival, dan yang lain-lain termasuk bagaimana mencapai kota Solo itu. Soalnya saya belum pernah sekalipun mengunjungi kota Solo. Melalui thread di Fashionesedaily, mencari info tentang kota Solo ini sangat gampang. Semua yang ditanyakan akan senang hati dijawab sama teman-teman di forum ini. Thanks girls.
Sebulan sebelum hari H, saya mulai memesan tiket ke Solo. Saya akan menggunakan transportasi kereta api kesana. Karena pas acara Solo Batik Carnival ini bertepatan dengan liburan anak-anak sekolah saya kudu cepat cepat untuk membeli tiket KA. Dan tidak lupa saya juga memesan hotel tempat menginap. Yayy.. persiapan sudahh beres. Tiket kereta api PP sudah ditangan dan voucher Hotel Riyadi Palace yang saya pesan dari Lagunatrip sudah didapatkan. Rencana saya juga akan mlipir ke Jogja Yuhuu...Solo - Jogja aku datang...
2 (dua) hari menjelang hari H , saya mengingatkan Vanda teman saya yang ikut perjalanan untuk segera berpacking ria. Tapi ampuuunn...dia belum bilang suaminya jalan-jalan ke Solo. Tepok jidat deh, jadinya dia gak jadi ikut, mana mungkinlah dia bisa ikut secara belum ijin, tiba-tiba jalan terus meninggalkan suami dan anak tiba *Noted to my self*. Akhirnya saya mengajak teman saya Asaitiel untuk menemani, berangkat sendiri sih bisa, tapi sayang tiketnya.
Jumat malam saya bertemu dengan Eti untuk naik Kereta Argo Lawu jurusan Solo, Tepat jam 8 kereta bergerak meninggalkan Gambir. Perjalanan pertama naik kereta malam,deg-degan. KA diperkirakan sampai Solo jam 4.30 pagi. Lumayan lama ya.... . Di kereta saya mencoba untuk tidur. Tapi karena lampu di kereta membuat tidur saya tidak pulas. Maklum saya tidak terbiasa tidur terang. Saya "tak takut akan gelap" ah seperti lagu Sheila on 7 dan siapa itu penyanyi cilik.
Jam 4 an kami sudah memasuki daerah Klaten, kemudian stasiun Tugu Jogjakarta dan akhirnya jam 5 an sampai di Stasiun Solo Balapan. Agak molor sih,senang akhirnya selamat sampai tujuan. Alhamdulillah.

Setelah subuh di stasiun, kami menuju Hotel tempat kami menginap. Dengan dianter Taxi (mobil Colt) yang bisa memuat 10 orang dan membayar Rp. 25.000,- kami sampai di Hotel Riyadi Palace tempat kami menginap. Hoo..hoo Hotel ini terletak di Jalan Slamet Riyadi, yang nantinya bakal tempat Solo Batik Carnival. Weww...di depan Hotel sudah banyak tenda tenda bazar untuk menyambut Solo Batik Carnival, panggung acara untuk memeriahkannya. Alhamdulillah tidak salah pilih tempat menginap, karena ternyata dekat dari titik start acara Solo Batik Carnival yang nanti malam akan di laksanakan.
Istirahat, sarapan pagi, mandi, saya siap siap untuk keliling kota Solo sembari menunggu acara nanti malam. 
Jalan pastinya mencari kuliner, berhubung pagi kami sudah sarapan di hotel dan  juga sudah jam 9 , kami tidak menemukan yang namanya Nasi Liwet, hari ini liwet. Saya ke Museum Batik Danar Hadi yang berada di Jalan Slamet Riyadi juga. Dari hotel jalan kaki saja, lumayan jauh sih, tapi karena sepanjang jalan Slamet Riyadi Pedistriannya gede dan trotoar tempat jalan juga lebar, jadinya saya dan teman menikmati saja. Baru tahu jauh sewaktu kami pulang naik becak :)

Di Museum ini saya membayar tiket masuk Rp. 25.000, tiap orang. Dengan didampingi guide, dijelaskan tentang sejarah batik. Batik Solo, Batik Jogja, Batik, Cirebon, Batik Palembang, Batik dari China.. Semuanya ada ciri khas masing-masing. Juga dijelaskan cara membuat batik. Waduh ternyata membuat batik itu lama dan butuh kesabaran. Apalagi kalau batik tulis, benar benar dikerjakan dengan tangan. Proses untuk selembar kain batik berukuran hampir 2 meter itu bisa diselesaikan paling cepat 3 bulan. Prosesnya berulang ulang, dari mulai dilukis, dikasih lilin, diwarnai, bisa sampai 10 (sepuluh) kali. Itu kalau warnanya tidak banyak. Kalau banyak, tau deh berapa lama. Batik cetak pun juga butuh berapa kali proses. Waw..waww...gimana kita gak protes kalau negara tetangga kita Malaysia enak saja kalau batik itu adalah kebudayaan mereka, wajib berantem deh untuk membelanya. Dan juga sekarang saya jadi tidak tega untuk menawar harga batik, terutama batik tulis. Bikinnya susah cyiiiiinnn...

Sayang saya tidak diperbolehkan mengambil foto di dalam museum Batik Danar Hadi.Larangan ini bukan karena batiknya , tapi karena desain rumah museum ini sudah dipatenkan. *manggut manggut*
Selesai mengitari museum sampai masuk workshop pembuatan batik (kalau disini boleh poto poto). Saya membeli beberapa potong kain batik untuk dibawa pulang. Mahal sih, tapi tadi sudah janji untuk tidak menawar dan memang tidak bisa ditawar :P .
Gayanya sudah pas kan?

Keluar dari Museum pastilah kami lapar dan kami menemukan Tengkleng. Saya pesan 2 porsi, tapi bujubune itu satu porsinya buanyak banget. Jadilah satu porsi saya bungkus dan saya berikan kepada bapak becak yang mengantar saya keliling solo. 
Tenkleng

Kenyang makan kami melanjutkan ke Kampung Batik Kauman,trus ke Laweyan. Beli beberapa batik buat oleh-oleh. Menjelang sorem balik ke hotel untuk istirahat karena nanti malam acara utama Solo Batik Carnival dilaksanakan.
Tapi ya itu bazar di depan hotel sangat membuat saya dan teman untuk berbelanja batik, hehe..dasar lapar mata.

Jam 5 an kami sudah menunggu. Sepanjang jalan Slamet Riyadi sudah banyak orang untuk menunggu. Sungguh acara yang bisa mengundang wisatawan datang ke Solo. Foto Foto lengkap Solo Batik Carnival bisa di baca disini.


Besok harinya saya berencana ke Jogja, jadilah kami pagi pagi bangun, sarapan di hotel , lanjut sarapan lagi makan nasi liwet depan Novetel. Buru buru kami ke stasiun purwasari untuk mengejar kereta pramex. Yahh kami ketinggalan. Akhirnya dengan menaiki bis, kami ke jogja. Tujuan ke Jogja ya makan gudeg sama ke Mirota yang di Malioboro. Perjalanan hampir 2 jam. jam 11 lewat kami sampai di jogja. Dari terminal saya naik transjogja untuk mencapai Malioboro. Kami berhenti dulu, untuk makan soto ayam sekalian beli gudeg bu Tjitro yang sudah dikalengkan untuk dibawa ke Jakarta. 

Perjalanan dilanjutkan ke Mallioboro. Mampir lagi di Danar Hadi.Ada sale disini. Asaitiel teman saya mau beli oleh untuk keluarganya. Kebetulan karena perayaan hari jadi Jogjakarta. Lanjut ke Mirota , belanja buat krucil dan pastinya langsung ke Gudeg Yu Djum. Dua potsi gudeg masuk ke perut saya. heheh...lapar dan kangen ama gudeg. Harusnya malam ini saya nonton sendratari Ramayana di Prambanan, berhubung om Richard Gere jadinya tiket mahal sangat.

Kami segera menuju Stasiun Tugu untuk kembali ke Solo. Takut ketinggalan kereta api lagi,karena kereta terakhir ke Solo jam 7 malam. Malas naik bis, kayaknya lebih aman naik kereta api deh.

Jam 8 an sampai di Solo, dan dianter becak langsung ke Galabo untuk makan malam disana. Galabo tempatnya persis di depan PGS. Saran saya , mending kalau naik becak pas malam hari saja, disaat sudah tidak angkutan umum. Naik becak di solo mahhhaaalll... !!.
Sate Buntel & Wedang
Sampai di hotel jam 10 an,walau sebenarnya tidak puas di Jogja karena sebentar, seenggaknya niat makan gudeg kesampaian. Ntar ahh..ke Jojga lagi,  Jogja emang ngangenin.
Alhamdulillah hari ini puas jalan-jalan serunya. Mandi dan tidurrrr.


Hari terakhir di Solo, setelah sarapan liwet lagi. Kali ini makan Nasi liwetnya dekat Plaza Matahari (Singosaren kalau gak salah). Beli oleh oleh kerupuk tahu. Beli kue di Orion. Pergi ke Keraton Surakarta dekat PGS. Tapi sayang kok keraton seperti tidak terawat begitu ya. Dari 3 keraton yang pernah saya kunjungi, Cirebon dan Surakarta dan Jogjakarta, Keraton Jogjakarta lah yang terawat baik. Sayang sekali sejarah tidak terlindungi ;(
Nasi Liwet

Setelah selesai shalat Maghrib, dengan diantar mobil dari Hotel Riyadi Palace kami menuju Stasiun Solo Balapan. 

Bye..bye..solo, Insya Allah kalau ada rejeki saya mau melanjutkan wisata kulinernya lagi. Belum semua tempat makan saya kunjungi..